Mazmur 119:9-16.
Sdr, Josh
McDowell, dalam bukunya yang berjudul, “Right
from Wrong” menuliskan bahwa dalam beberapa tahun yang lalu di Amerika
Serikat diadakan survei mengenai kehidupan remaja-remaja, dan hasilnya sebagai
berikut:
1000 gadis remaja yang belum
menikah telah menjadi ibu
1106 gadis remaja menjalani
abortus
4219 remaja terjangkit
penyakit kelamin
500 anak remaja menggunakan
obat terlarang
Angka-angka di
atas terjadi setiap hari dan saya yakin bahwa jumlah ini terus bertambah sampai
dengan hari ini. Bagaimana dengan
orang-orang Kristen? Tidak sedikit jumlah orang-orang yang mengaku dirinya sebagai
pengikut Tuhan, namun hidupnya masih berkubangan di dalam dosa dan dosa.
Sdr, sebelum
seseorang bertobat dan menerima Kristus sebagai juruselamatnya, mungkin ia
tidak banyak memikirkan tentang dosa.
Bagi orang yang belum bertobat, dosa bukanlah suatu masalah besar yang
harus dihindari, bahkan mungkin sebaliknya bagi mereka, dosa adalah seperti
seorang sahabat dekat yang begitu akrab.
Namun, setelah
seseorang percaya kepada Yesus, maka secara otomatis ia telah dibebaskan dari
dosa dan memasuki sebuah kehidupan yang berbeda, yaitu sebuah kehidupan bersama
dengan Allah. Kehidupan bersama dengan Allah ini adalah sebuah kehidupan yang
berdasarkan kepada kekudusan. Sebab, Allah yang kita sembah adalah Allah yang
kudus, dan oleh karenanya kita juga harus memiliki hidup yang kudus.
Namun dalam
menjalani kehidupan ini, harus kita akui bahwa tidaklah mudah untuk menjaga
hidup tetap kudus di hadapan Tuhan. Seringkali godaan baik dari kedagingan kita
atau dari dunia dan iblis menjerat kita untuk berbuat sesuatu yang bertentangan
dengan hukum Tuhan dan jelas itu pasti berdosa!
Oleh sebab itu,
pagi hari ini kita akan melihat bagian firman Tuhan untuk melihat bagaimana
cara kita bisa mempertahan kekudusan hidup di hadapan Tuhan?
1. Mencari Tuhan Dengan Segenap Hati Kita (v.
10)
Daud adalah orang yang begitu mengasihi Tuhan. Dalam Mazmur-mazmur yang ditulisnya kita
dapat melihat bagaimana di dalam dirinya selalu ada kerinduan untuk mengenal
dan mencari Tuhannya. Mari kita lihat
Mazmur 27:4!
Itulah ekspresi dan kerinduan yang Daud cari dalam seluruh
kehidupannya, yaitu mencari dan menemukan Tuhan, dn akhirnya ia menemukan Tuhan
itu.
Kita di jaman ini telah menemukan Tuhan dengan cara yang
lebih indah lagi dibandingkan dengan Daud.
Kita telah menemukan Anak Allah yang dinantikan oleh Daud itu. Kita telah menemukan Penebus dosa yang
diharapkan oleh Daud. Kita telah
menemukan Juruselamat yang ditunggu-tunggu oleh Daud itu.
Jika pada dulu, Daud hanya dapat memandang ke masa depan
dengan penuh pengharapan kepada Allah untuk menantikan Mesias yang akan datang
itu, maka kita sekarang dapat melihat ke belakang dan menatap pekerjaan yang
luar biasa yang telah dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus di atas kayu
salib. Dan di salib itulah kita
menemukan Tuhan kita yang sesungguhnya.
Lalu apakah arti dari mencari Tuhan dengan segenap hati
kita dalam kehidupan ini? Mencari Tuhan
dengan segenap hati itu berarti selalu memiliki kerinduan kepada Tuhan, atau
memerlukan Tuhan di atas segalanya yang ada di dunia ini.
Dan hal ini mencakup semuanya, baik hati kita yang adalah
pusat dari emosi, perasaan dan kepercayaan kita, juga seluruh hidup dan
kehidupan kita sebagai manusia seutuhnya.
Atau dengan kata lain,
keseluruhan hidup kita sebagai anak-anak Tuhan harus kita arahkan untuk senantiasa
memiliki kerinduan untuk hidup menyenangkan hati Tuhan.
Cara menyenangkan hati Tuhan dengan hidup kita yang sesuai
dengan perintah-perintah Tuhan. Yesus
berkata dalam Matius 22:37, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Dan di bagian lain Yesus menjelaskan bahwa,
“Jika kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah, maka kita akan mengikuti atau
melakukan apa yang diperintahkanNya.”
Jadi, mencari
Tuhan dengan segenap hati kita adalah dengan cara memiliki hidup yang
senantiasa menyenangkan hati Tuhan, yaitu dengan melakukan segala
perintah-perintahNya.
Bagaimana cara menjaga
kekudusan hidup kita?
2. Dengan Menyimpan Firman Tuhan Di Dalam Hati
Kita (v.11)
Bagaimana cara kita menyimpan firman Tuhan dalam hati
kita? Caranya sebenarnya amat sangat
sederhana, yaitu dengan menggunakan otak kita yang memiliki kemampuan untuk
menampung dan menyimpan memori yang banyaknya luar biasa, termasuk firman
Tuhan. Lalu kita jadikan pedoman dalam
hati ini.
Namun, proses penyimpanan ini tidak akan ada jika tidak
pernah membaca Alkitab kita. Atau kita
membacanya, namun hanya sepintas lalu tanpa memaknainya dengan kesungguhan hati
kita. Oleh sebab itu, agar firman Tuhan
tersimpan dengan baik dalam memori kita, mari janganlah kita malas untuk
membacanya setiap hari!
Menyimpan firman Tuhan dalam memori kita merupakan suatu
keuntungan yang besar bagi diri kita sendiri.
Salah satunya adalah ketika kita memerlukan firman itu, maka Roh Kudus
yang ada dalam diri kita akan mengingatkannya kepada kita. Ketika kita berbeban berat, lalu kita ingat
firman yang mengatakan, “Marilah kepadaKu yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Maka hati kita menjadi terhibur.
Ketika kita akan berbohong atau nggosip, lalu kita ingat firman Tuhan, “Jangan
mengucap saksi dusta.” Maka kita diingatkan oleh Tuhan dan kita tidak
berbohong. Ketika kita bingung dengan
permasalahan-permasalahan yang bertubi-tubi datang dalam hidup ini, lalu kita
ingat firman Tuhan, “Serahkanlah seluruh kekuatiranmu kepadaNya, maka Ia akan
memberi kelegaan kepadamu.” Maka kita di
ingatkan oleh firman Tuhan dan merasakan bimbingan serta penyertaan Tuhan.
Jadi, sebenarnya tanpa kita sadari, dengan menyimpan firman
Tuhan dalam memori dan hati kita itu akan membuat hidup kita makin dekat dengan
Tuhan. Sebuah pepatah mengatakan, “The
Bible keeps you from sin; sin keeps you from the bible.” Artinya:
firman Tuhan akan menjaga kamu untuk tidak berdosa; sebaliknya dosa akan
menjauhkan atau menjaga kamu dari firman Tuhan.
Oleh sebab itu,
menyimpan firman Tuhan dalam hati kita sangatlah penting, sepenting cahaya obor
di tengah-tengah hutan yang gelap, yaitu untuk membimbing kita menuju jalan
yang benar.
Namun, sangat disayangkan bahwa kerapkali kita tidak
melihat manfaat dari membaca dan menghafal firman Tuhan seperti ini. Sering kali, yang ada dalam benak pikiran
kita ketika diminta untuk membaca dan menghafal firman Tuhan; hal itu malah
menjadi beban yang berat sehingga kita menjadi ogah-ogahan. Betul tidak?
Berbeda dengan
Daud. Bagi dia, menyimpan firman Tuhan
dalam hati membuat dia dapat terus menerus memuji-muji Allah (v.12a). Bukan
hanya itu saja, ayat 13 menceritakan bahwa dengan menyimpan firman itu
dalam hatinya, membuat Daud menjadi orang yang selalu senang untuk menceritakan
firman Tuhan. Dan akhirnya pada ayat 14
dikatakan bahwa ia bergembira atas segala firman yang Allah perintahkan
kepadanya. Bahkan kegembiraannya dilukiskan seperti seseorang
yang mendapatkan harta yang banyak atau kalau boleh saya umpamakan seperti
orang yang menang undian Rp. 1 Miliar.
Bagaimana perasaannya? Pasti kegembiraannya meluap-luap.
Ilustrasi : Ada seorang
dokter dan encim-encim!
Dan dari ungkapan
Daud ini, saya melihat sebuah perbedaan besar dengan kita jaman ini. Banyak orang yang mengaku Kristen, mengaku
mengasihi Tuhan, mengaku percaya kepada Yesus, namun tidak pernah membaca
Alkitab sama sekali, tidak pernah mencoba untuk menghafalkan firman Tuhan,
apalagi untuk melakukannya, malahan mungkin ia berkata susah jadi orang Kristen
banyak aturannya, banyak gak enaknya daripada enaknya, maksudnya adalah
dalam melakukan dosa.
Mari kita ubah
konsep kita. Janganlah malas untuk
membaca firman Tuhan dan cobalah untuk menghafal firman Tuhan untuk dijadikan
pegangan dalam kehidupan sdr. Dan
ingatlah firman Tuhan akan menjauhkan kita dari dosa, namun sebaliknya dosa
akan menjauhkan kita dari firman Tuhan.
Bagaimana cara menjaga
kekudusan hidup kita ?
3. Dengan Cara Merenungkan Titah-titah Dalam
Firman Tuhan (v.15).
Titah-titah Tuhan merupakan
aturan atau hukum moral bagi tingkah laku setiap manusia. Titah-titah tersebut diberikan Tuhan kepada
manusia dengan suatu tujuan yang sangat jelas.
Tuhan menginginkan agar melalui titah atau hukum yang ada, manusia
menjadi manusia yang bermoral, dalam kekudusan dengan kasih dan dalam
kebenaran.
Oleh sebab itu, untuk mencapai cita-cita tersebut kita
perlu untuk merenungkan firman Tuhan.
Namun, apakah arti dari merenungkan firman Tuhan?
Ada
beberapa pengertian dari arti merenungkan firman Tuhan. Pertama, perhatikan ayat 15b. Dikatakan “Dan mengamat-amati
jalan-jalanMu.” Apa artinya
“mengamat-amati”? Artinya adalah memberikan perhatian atau memfokuskan
sepenuhnya perhatian atau diri kita kepada sesuatu dalam ayat ini fokus kita
perhatikan kepada jalan-jalanNya Tuhan.
Dalam bahasa Inggrisnya lebih tajam lagi “pay attention to”
seolah-olah seperti membayar dalam bentuk perhatian!
Yang kedua, arti dari merenungkan firman Tuhan
adalah berarti memikirkan terus-menerus tentang firman Tuhan. Maksudnya mencoba untuk menemukan makna yang
lebih dalam lagi tentang kebenaran firman Tuhan dan mencari aplikasi yang baru
berdasarkan kebenaran firman Tuhan tersebut.
Hal ini dapat terjadi jika ada keinginan dalam diri kita untuk mempelajari
firman Tuhan secara pribadi dengan bantuan buku-buku rohani yang baik dan
Alkitabiah. Atau secara gampangannya kita mendalami Alkitab!
Sering terjadi salah konsep dalam jemaat, bahwa pendalaman
firman Tuhan itu adalah pekerjaan hamba Tuhan saja. Ini kurang tepat! Kita semua dituntut suatu hal yang sama,
yaitu terus menerus bertumbuh dan salah satunya adalah dengan mempelajari
firman Tuhan lebih dalam lagi.
Arti yang ketiga, adalah menjadikan firman itu
bagian dari diri kita. Dengan kata
lain, jadikanlah firman itu sebagai jalan hidup kita atau “the way of
life.” Dengan menjadikan firman
itu sebagai jalan hidup kita, maka dapat dipastikan bahwa hidup kita
akan berubah dan orang lain bisa melihat dan merasakan hal itu.
Ada
sebuah cerita. Ada seorang raja yang bernama Frederick Agung
yang mempunyai hobi istimewa, yakni dia gemar mengoleksi pengawal yang berbadan
tinggi besar.
Setiap orang yang melamar untuk menjadi pangawalnya harus
menjalani masa orientasi dahulu selama sekian waktu, kemudian diwawancarai oleh
raja sendiri.
Salah satu calon adalah seorang Perancis. Dia ketakutan dan gemetar karena tidak
menguasai bahasa jerman dengan baik.
Tetapi dia mendapatkan penghiburan dari seniornya. Seniornya itu berkata kepada dia, “Jangan
kuatir. Yang ditanyakan oleh Raja selalu
sama. Pertama beliau akan bertanya,
“Berapa umurmu?” lalu setelah itu ia
akan bertanya lagi, “sejak kapan kau masuk masa orientasi?” Dan terakhir beliau akan bertanya, “Apakah
perumahan dan makananmu baik?” hanya itu saja yang akan ditanyakan oleh sang
raja, gampang toh, kata seniornya.
Akhirnya calon
itu manggut-manggut. Memang tidak
sukar. Untuk pertanyaan pertama ia akan
menjawab, “dua puluh tahun tuan ku” lalu
pertanyaan kedua dia akan menjawab, “satu bulan tuanku.” Dan pertanyaan ketiga akan dijawabnya,
“keduanya tuanku.”
Akhirnya ia mendapat giliran untuk diwawancarai oleh
raja. Namun di sedang apes pada saat itu
karena raja merubah urutan pertanyaan yang ada.
Yang raja tanyakan pertama kali adalah, “sejak kapan kau masuk masa
orientasi?” Apa jawab calon pengawa itu? Sesuai dengan hafalannya maka dengan
lantang ia menjawab, “dua puluh tahun, tuanku.”
Raja menjadi bingung, lalu raja bertanya kepada dia sekali
lagi, “Berapa umurmu?” Calon itu menjawab sesuai dengan hafalannya lagi, ia
berkata “Satu bulan, tuanku.”
Raja menjadi semakin bingung, akhirnya raja dengan sedikit
emosi bertanya untuk terakhir kali kepada calon pengawal itu, “Siapa di antara
kita yang gila? Engkau atau aku?” Dengan
lantang karena merasa berhasil menjawab semua pertanyaan raja, calon pengawal
itu berkata, “keduanya tuanku!”
Jadi sdr, merenungkan firman Tuhan itu bukan berarti kita
cuma membaca renungan harian ini saja, namun merenungkan firman itu berarti
memfokuskan diri lebih lagi kepada firman Tuhan, mendalaminya dan menjadi
pelakunya.
Inilah hal-hal yang perlu dilakukan jika kita ingin menjaga
kekudusan hidup kita di hadapan Tuhan, yaitu dengan Mencari Tuhan Dengan
Segenap Hati, Menyimpan Firman Tuhan Dalam Hati dan Merenungkan titah-titah
Firman Tuhan.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat memberkati
BalasHapussemoga sy bisa melihat Tuhan setelah ini, karena Allah mahakudus.
BalasHapusTerimakasih....sangat memberkati saya
BalasHapusAmin, puji Tuhan
BalasHapusam1n puj1 Tuhan sangat memberkat1
BalasHapus